Menjadi mahasiswa berprestasi? Wah, itu impian banyak orang, dan pastinya bikin bangga diri sendiri juga keluarga. Tapi, meraihnya butuh perjuangan dan tekad kuat selama kuliah. Nah, kali ini kita kenalan sama Aidatul Fitriyah, atau akrab disapa Afriya. Ia adalah wisudawan berprestasi dari Universitas Airlangga (Unair) yang ternyata sempat nggak nyangka bisa meraih gelar itu. Kisahnya ini inspiratif banget, lho! Perjalanan Afriya, yang diwarnai dengan perjuangan melawan rasa insecure, justru mengantarkannya pada pencapaian yang gemilang.
Kisah Inspiratif Afriya Raih Gelar Wisudawan Berprestasi
Afriya jujur mengakui kalau dirinya sempat merasa nggak percaya diri, apalagi pas baru masuk kuliah. Tapi, daripada terpuruk, ia malah menjadikan rasa insecure itu sebagai pemicu untuk menggali potensi diri. “Dulu waktu masih maba, pengen banget jadi wisudawan berprestasi, tapi sering insecure. Alhamdulillah, nggak nyangka sekarang bisa meraih gelar ini,” cerita Afriya dengan nada syukur. Ia sadar betul kalau masa kuliah itu kesempatan emas yang nggak boleh disia-siakan. Dari situlah, ia mulai bikin target-target yang ingin dicapainya selama kuliah di Unair. Kisahnya ini benar-benar menginspirasi, membuktikan kalau keterbatasan dan keraguan bisa diatasi dengan tekad dan kerja keras. Afriya ini bukti nyata kalau mimpi besar itu bisa banget diraih, asal ada kemauan dan konsisten dalam berusaha.
12 Publikasi Ilmiah di Jurnal Bereputasi? Keren!
Salah satu kunci yang mengantarkan Afriya meraih gelar wisudawan berprestasi adalah produktivitasnya dalam menghasilkan karya ilmiah. Bayangin aja, sampai saat ini sudah ada 12 publikasi ilmiah Afriya yang terbit di berbagai jurnal nasional dan internasional bereputasi! Angka ini nunjukkin banget komitmen dan dedikasinya di bidang penelitian. Karya-karya ilmiahnya nggak cuma bikin nama Afriya makin dikenal, tapi juga berkontribusi buat pengembangan ilmu pengetahuan. Lebih jauh lagi, hasil penelitian Afriya juga sering dapat pendanaan dari berbagai lembaga. Misalnya, ia pernah dapat bantuan riset dari Research Projects EU TSD Jean Monnet Erasmus+ dan IJLIL Research Article. Ini membuktikan kualitas penelitian Afriya diakui banyak pihak. “Selama ini aku selalu melakukan publikasi secara gratis. Kalaupun berbayar, aku biasanya dapat dana hibah dari beberapa lembaga, atau pembebasan APC dari pihak jurnal,” jelas Afriya, membeberkan strateginya dalam mengelola pendanaan penelitian. Ia menambahkan, risetnya lebih sering dilakukan secara mandiri, tapi nggak menutup kemungkinan buat kolaborasi kalau memang diperlukan.
Nggak cuma aktif di penelitian, Afriya juga menorehkan prestasi di berbagai perlombaan. Lulusan program studi Bahasa dan Sastra Inggris Unair ini pernah meraih juara 3rd Placed Indonesian Scholars International Convention 2024 yang diselenggarakan oleh PPI UK. Kemudian, ia juga berhasil menjadi juara 1st Runner Up Social Enterprise International Challenge 2022 yang diselenggarakan oleh Prokompas x RSF x Macquarie University. Tak hanya itu, Afriya juga meraih bronze medal Queen’s Commonwealth International Essay Competition 2021 yang diselenggarakan oleh Commonwealth Foundations UK. Deretan prestasi ini semakin menegaskan bahwa Afriya adalah sosok mahasiswa yang berprestasi di berbagai bidang. Gokil!
Dobrak Rasa Insecure Jadi Potensi Luar Biasa
Perjalanan Afriya meraih gelar wisudawan berprestasi nggak semulus jalan tol. Ia mengaku sempat merasa insecure, terutama pas mau daftar ajang mahasiswa berprestasi (mawapres). Tapi, ia sadar kalau rasa insecure itu cuma akan menghambat potensinya. Makanya, Afriya bertekad untuk memaksimalkan potensi dirinya. Ia kemudian bikin daftar target-target yang ingin dicapai selama kuliah. “Jangan pernah takut bermimpi, meski nampak mustahil. Selain ikhtiar, aku selalu manifestasi dream list aku sebelum tidur, karena kita nggak pernah tahu doa mana yang akan terkabul,” imbuh Afriya, berbagi tips dalam meraih impian. Ia menekankan pentingnya punya mimpi dan keyakinan dalam meraihnya. Lebih lanjut, Afriya mulai aktif mengikuti berbagai kegiatan positif, seperti konferensi internasional yang memberinya kesempatan untuk berjejaring dengan peneliti dari berbagai negara. “Lebih baik gagal karena telah mencoba, daripada menyesal karena telah melewatkan kesempatan,” ungkap Afriya, memotivasi para mahasiswa untuk berani mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru. Ia percaya kalau setiap pengalaman, baik sukses maupun gagal, akan memberikan pelajaran berharga yang akan membantunya berkembang.
Mengejar Mimpi Jadi Akademisi Muda
Di momen kelulusannya, Afriya merasa senang banget karena berhasil mendobrak rasa rendah dirinya yang sempat menghantuinya di awal perkuliahan. Ia mengaku punya harapan besar untuk masa depannya, yaitu jadi doktor muda dan akademisi. “Semoga Allah kabulkan impianku untuk menjadi doktor muda dan akademisi. Kemudian aku juga ingin terus berkontribusi dalam riset,” tutupnya, mengungkapkan cita-citanya. Afriya berharap dapat terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan berkontribusi bagi masyarakat melalui penelitian dan pengajaran. Kisah Afriya ini jadi bukti kalau dengan tekad yang kuat, kerja keras, dan keyakinan pada diri sendiri, setiap orang bisa meraih mimpinya. Perjalanannya dari seorang mahasiswa yang insecure hingga jadi wisudawan berprestasi yang menginspirasi, jadi contoh bagi para mahasiswa untuk nggak menyerah pada keterbatasan dan terus berjuang meraih cita-cita. Afriya berencana melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi dan terus berkarya di bidang akademik. Ia berharap bisa jadi dosen yang inspiratif dan melahirkan peneliti-peneliti muda yang berpotensi. Mimpi Afriya untuk jadi akademisi yang berkontribusi bagi kemajuan bangsa, akan terus ia kejar dengan semangat dan dedikasi yang tinggi. Semoga sukses terus, Afriya!





Leave a Comment