Persaingan ketat terjadi antara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam perebutan tahta di Sistem Indeksasi dan Sitasi (SINTA) Kemendikbudristek tahun 2024. Kedua kampus ini saling unjuk gigi, berusaha mengumpulkan poin sebanyak mungkin untuk jadi yang nomor satu. Lantas, siapa yang akhirnya berhasil memuncaki klasemen SINTA?
Pertarungan Skor SINTA: Jakarta Versus Bandung
Sempat Unggul, UIN Bandung Mengawali Tahun dengan Baik
Awal tahun 2024, tepatnya tanggal 1 Januari pukul 07.30 WIB, UIN Sunan Gunung Djati Bandung sempat memimpin perolehan skor SINTA di antara seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) se-Indonesia. Data dari Kementerian Agama (Kemenag) menunjukkan UIN Bandung sedikit lebih unggul dari UIN Jakarta.
Saat itu, skor SINTA UIN Sunan Gunung Djati Bandung tercatat 197.235 untuk skor 3 tahun terakhir (SINTA Score 3 Yr) dan 379.125 untuk skor keseluruhan (SINTA Score Overall). Kampus ini memiliki 66 departemen, 809 penulis, dan 62 jurnal yang terindeks di SINTA.
Jakarta Menyusul dan Merebut Posisi Puncak
Namun, keunggulan UIN Sunan Gunung Djati Bandung tak bertahan lama. Pantauan data SINTA pada 2 Januari 2025 pukul 18.45 WIB menunjukkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berhasil merebut posisi pertama. Pergantian posisi ini menggambarkan betapa sengitnya persaingan antara kedua universitas.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mencatatkan skor SINTA 3 tahun terakhir sebesar 200.529 dan skor keseluruhan 391.243. Universitas ini memiliki 87 departemen, 1.206 penulis, dan 47 jurnal yang terindeks di SINTA. Selisih skor yang tipis ini menunjukkan persaingan akan terus panas.
Bagaimana dengan PTKN Lainnya?
Selain UIN Jakarta dan UIN Bandung, beberapa PTKN lain juga berhasil masuk dalam daftar 10 besar SINTA. Data per 2 Januari 2025 menunjukkan posisi PTKN lainnya adalah sebagai berikut:
1. UIN Sumatera Utara
2. UIN Raden Intan Lampung
3. UIN Ar-Raniry Aceh
4. UIN Raden Fatah Palembang
5. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
6. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
7. UIN Alauddin Makassar
8. UIN Walisongo Semarang
Meskipun posisi puncak terus jadi rebutan UIN Jakarta dan UIN Bandung, keberadaan PTKN lain dalam daftar ini membuktikan adanya peningkatan kualitas penelitian dan publikasi ilmiah di lingkungan perguruan tinggi keagamaan di Indonesia.
Apa Kunci Keberhasilan Mereka?
Strategi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Menurut Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Deni Miharja, keberhasilan UIN Bandung mencapai posisi puncak di awal tahun adalah hasil kerja keras dan kolaborasi semua pihak. “Prestasi ini berkat kolaborasi dan dukungan dari seluruh pimpinan, fakultas, serta kontribusi para peneliti yang aktif memasukkan capaian penelitian, pengabdian masyarakat, dan publikasi ilmiah ke akun SINTA,” ujarnya.
Deni menambahkan, capaian ini adalah hasil kerja keras para dosen yang aktif melakukan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta publikasi ilmiah selama tiga tahun terakhir. Untuk mempertahankan posisi, pembaruan data hasil penelitian, pengabdian masyarakat, publikasi ilmiah, serta sertifikat HKI/paten harus terus dilakukan secara berkelanjutan.
Dukungan Pusat Rumah Jurnal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sementara itu, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Asep Saepudin Jahar mengatakan bahwa capaian baik di SINTA adalah hasil kerja kolektif seluruh civitas akademika UIN Jakarta. Terutama dalam menjaga produktivitas publikasi karya ilmiah berupa artikel jurnal ilmiah, artikel terpublikasi di prosiding, paten, HAKI, buku, dan lainnya.
Keberhasilan UIN Jakarta tak lepas dari peran Pusat Rumah Jurnal yang memberikan dukungan pendampingan dan pelatihan bagi para dosen. Kepala Pusat Rumah Jurnal Dr Saepudin Asrori menjelaskan bahwa pihaknya secara konsisten memberikan dukungan teknis dan bimbingan kepada para peneliti, “Mulai dari pengelolaan jurnal hingga strategi peningkatan kualitas publikasi,” terangnya. “Hasil ini menunjukkan UIN Jakarta punya potensi besar untuk terus bersaing di tingkat nasional dan internasional,” imbuhnya.
Siapa Saja Kontributor Utama UIN Jakarta?
Tercatat tiga dosen UIN Jakarta yang memiliki kontribusi skor SINTA terbesar, yaitu Nur Rohim Yunus, Maila Dinia Husni Rahiem, dan Al Arif. Kontribusi para dosen ini sangat signifikan dalam mendongkrak posisi UIN Jakarta di SINTA. Keaktifan mereka dalam melakukan penelitian dan publikasi ilmiah bisa jadi contoh untuk dosen-dosen lain.
Persaingan antara UIN Jakarta dan UIN Bandung di SINTA 2024 ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas penelitian dan publikasi ilmiah di lingkungan PTKN. Diharapkan, kompetisi ini bisa memacu PTKN lain untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah mereka, sehingga bisa berkontribusi lebih besar pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Kedepannya, kedua universitas diharapkan terus berinovasi dan meningkatkan kualitas penelitian serta publikasi ilmiah untuk mempertahankan posisi terdepan di SINTA.





Leave a Comment