Kabar membanggakan datang dari kampus Universitas Airlangga (Unair), Surabaya! Viol Dhea Kharisma, peneliti muda berbakat dari Unair, kembali mengharumkan nama almamater. Ia sukses mencatatkan namanya untuk kedua kalinya dalam daftar World Top 2% Scientist versi Stanford University dan Elsevier. Ini bukan sekadar angka, tapi bukti nyata kegigihan Viol dalam dunia riset dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Kiprah Viol di Unair: Dari Mahasiswa Hingga Ilmuwan
Bioinformatika: Jembatan Antara Biologi dan Teknologi
Viol bukan orang baru di Unair. Ia adalah alumni yang kini menjadi bagian penting dari keluarga besar kampus tersebut. Pendidikan tingginya, hingga meraih gelar doktor di Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair, menjadi fondasi kokoh untuk mengembangkan diri di bidang yang mungkin terdengar asing bagi sebagian orang: bioinformatika.
Apa sebenarnya bioinformatika itu? Sederhananya, ini adalah perpaduan antara ilmu biologi dan teknologi informasi. Viol menggunakan keahliannya dalam bidang komputasi untuk mengolah dan menganalisis data biologis yang kompleks. Dari situ, ia bisa menggali lebih dalam tentang berbagai fenomena kehidupan, termasuk potensi sumber daya alam Indonesia yang begitu kaya.
Fokus ke Virologi: Mengapa Ini Penting?
Di tengah minimnya ahli virologi di tanah air, Viol justru memilih untuk terjun ke bidang ini. Ia melihat betapa pentingnya pengembangan kajian virologi di Indonesia, terutama di era globalisasi dengan tantangan kesehatan yang semakin kompleks. Viol berharap, dengan semakin terbukanya akses ke laboratorium, kajian virologi akan semakin berkembang dan menarik minat banyak peneliti muda.
“Virologi itu penting banget, apalagi sekarang,” kata Viol, menekankan urgensi bidang ini. “Kita butuh lebih banyak peneliti yang fokus di sini untuk menghadapi ancaman penyakit infeksi baru.”
Kolaborasi menjadi kunci bagi Viol. Ia percaya, dengan bekerja sama, kemajuan ilmu pengetahuan bisa dipercepat dan solusi yang dihasilkan akan lebih komprehensif. Saat ini, Viol aktif menjalin kerjasama dengan peneliti dari berbagai negara, mulai dari Jepang, Thailand, Filipina, hingga Amerika Serikat dan Rusia.
“Sendirian itu susah, kita harus jadi superteam,” ujarnya dengan semangat. “Dengan kerja sama, hasilnya pasti jauh lebih baik.”
Dampak dan Semangat dari Sebuah Pencapaian
Motivasi Berkarya dan Pentingnya “Self Branding”
Masuk dalam daftar World Top 2% Scientist bukan hanya soal nama baik, tapi juga berdampak besar bagi Viol. Pencapaian ini membantu “self branding”-nya sebagai peneliti muda berkualitas dan memicu semangat untuk terus berkarya. Ia meyakini, karya ilmiah adalah tolok ukur penting untuk menilai kualitas seorang ilmuwan.
“Ini pengakuan atas kerja keras selama ini,” ungkap Viol. “Semoga ini bisa jadi motivasi untuk terus melakukan riset yang bermanfaat bagi masyarakat.”
Viol juga menekankan pentingnya membangun citra diri (self branding) bagi peneliti muda. Dengan reputasi yang baik, mereka bisa lebih mudah menarik investor, mendapatkan dukungan dana, dan memperluas jaringan kolaborasi.
Harapan untuk Mahasiswa Unair dan Ucapan Syukur
Viol berharap, apa yang diraihnya bisa menginspirasi mahasiswa Unair untuk terus berkarya dan mengharumkan nama kampus. Ia mendorong mereka untuk aktif menulis karya ilmiah dan mempublikasikannya di jurnal-jurnal bereputasi.
“Semoga ini jadi penyemangat buat mahasiswa Unair untuk terus berprestasi,” katanya. “Jangan takut bermimpi besar dan teruslah berkarya untuk bangsa.”
Tak lupa, Viol menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian ini. Ia berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya, mulai dari keluarga, dosen, hingga rekan-rekan peneliti.
“Puji syukur kepada Tuhan,” tuturnya. “Bangga rasanya sebagai Ksatria Airlangga bisa membawa nama Unair di kancah internasional.”
Viol Dhea Kharisma adalah contoh nyata bahwa anak muda Indonesia bisa berprestasi di tingkat dunia. Dedikasinya dalam riset, semangat kolaborasi, dan motivasi untuk terus berkarya adalah inspirasi bagi kita semua. Viol sendiri tak berhenti di sini. Dalam waktu dekat, ia berencana mengembangkan platform bioinformatika yang lebih mudah digunakan oleh para peneliti di Indonesia. Platform ini diharapkan dapat mempercepat penemuan-penemuan baru di bidang kesehatan dan pertanian.
Rektor Unair, Prof. Dr. Mohammad Nasih, S.E., M.T., Ak., juga turut bangga atas prestasi Viol. Beliau memberikan apresiasi tinggi atas dedikasi dan kontribusinya bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
“Kami sangat bangga dengan Viol,” kata Prof. Nasih. “Ini bukti bahwa Unair punya SDM yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat internasional.”
Unair sendiri berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan riset dan inovasi di lingkungan kampus, termasuk meningkatkan fasilitas laboratorium, memberikan pelatihan kepada peneliti, dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak.
Namun, tantangan dalam pengembangan riset di Indonesia masih besar. Keterbatasan anggaran, infrastruktur yang kurang memadai, dan birokrasi yang rumit menjadi hambatan yang perlu diatasi. Dukungan yang lebih besar dari pemerintah dan pihak terkait sangat dibutuhkan agar peneliti dapat berkarya lebih optimal dan menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Harapannya, akan semakin banyak peneliti muda Indonesia yang mengikuti jejak Viol dan mengharumkan nama bangsa di kancah internasional, dengan dukungan berkelanjutan dari berbagai pihak.





Leave a Comment