Dunia binatang memang penuh kejutan! Di tengah kabar buruk soal makin banyak spesies yang terancam punah, ada secercah harapan. Beberapa hewan yang sempat dianggap hilang selamanya, ternyata muncul kembali. Ini bukan cuma kabar baik buat konservasi, tapi juga bukti bahwa alam punya daya tahan luar biasa, tentu saja dengan sedikit bantuan kita. Inilah tujuh kisah mengharukan tentang hewan-hewan yang berhasil “comeback” dari ambang kepunahan:
Kembalinya Mereka yang Sempat Hilang: 7 Kisah Hewan yang “Bangkit” dari Kepunahan
1. Ekidna Berparuh Panjang Attenborough: Si Pemalu dari Papua
Kenalan yuk dengan Zaglossus attenboroughi, atau yang lebih dikenal sebagai Ekidna Berparuh Panjang Attenborough. Mamalia unik ini masuk dalam daftar hewan “langka” karena cara reproduksinya yang unik; bertelur! Ya, selain platipus, ekidna adalah salah satu dari sedikit mamalia yang bertelur (monotremata). Ciri khasnya? Duri-duri keratin yang melindunginya dan moncong panjang yang dipakai buat nyari serangga. Spesies ini pertama kali dideskripsikan di tahun 1961, tapi setelah itu, susah banget ditemuin, bahkan banyak ilmuwan yang nyangka udah punah.
Tapi, penantian panjang akhirnya berbuah manis di November 2023! Kamera jebak yang dipasang di Pegunungan Cyclops, Papua, Indonesia, berhasil merekam si ekidna misterius ini. Penemuan ini langsung bikin heboh dunia konservasi. “Ini bukti nyata kalau keajaiban itu masih ada di alam,” kata seorang ahli zoologi. Sekarang, para ilmuwan lagi giat-giatnya meneliti lebih lanjut soal populasi dan habitat ekidna Attenborough yang rapuh ini.
2. Kadal Padang Rumput Victoria Tanpa Telinga: Comeback dari Kebun
Kadal kecil asal Australia, Tympanocryptis pinguicolla, atau Kadal Padang Rumput Victoria Tanpa Telinga, dulunya gampang banget ditemuin di Victoria. Sayangnya, perubahan habitat dan aktivitas pertanian yang intensif di era 60-an bikin populasinya menurun drastis. Tahun 1969, spesies ini dinyatakan punah. Sedih ya?
Lebih dari setengah abad kemudian, harapan buat ngeliat kadal ini lagi udah hampir pupus. Eh, tapi di tahun 2023, sebuah tim ilmuwan tanpa sengaja nemuin T. pinguicolla lagi di habitat aslinya! “Penemuan ini luar biasa! Menunjukkan kalau spesies yang dianggap punah masih punya harapan,” kata koordinator program konservasi kadal ini. Sekarang, sekitar 16 kadal padang rumput Victoria tanpa telinga lagi diikutkan program pengembangbiakan di Kebun Binatang Melbourne. Harapannya sih, populasinya bisa meningkat dan mereka bisa balik lagi ke alam liar.
3. Kadal Teror: Si Penghilang Misterius dari Kaledonia Baru
Namanya aja udah bikin merinding, Phoboscincus bocourti, atau Kadal Teror. Pertama kali ditemuin di Kaledonia Baru tahun 1870, dan dideskripsikan secara ilmiah enam tahun kemudian. Tapi, abis itu, si kadal ini langsung ngilang gitu aja. Selama lebih dari seabad, Kadal Teror dianggap udah punah.
Untungnya, dewi fortuna masih berpihak pada para ilmuwan. Di tahun 2000, Kadal Teror balik lagi! Sekarang, diketahui kalau mereka cuma tinggal di dua pulau terpencil di lepas pantai Kaledonia Baru. Karena populasinya dikit banget dan rentan, P. bocourti masuk daftar spesies langka dan dilindungi. “Upaya konservasi yang ketat itu penting banget buat mastiin kelangsungan hidup spesies unik ini,” jelas seorang peneliti yang terlibat dalam studi populasi Kadal Teror.
4. Lebah Raksasa Wallace: Lebih Gede dari Lebah Madu Biasa!
Dinamain buat menghormati penemunya, Alfred Russel Wallace, Megachile pluto, atau Lebah Raksasa Wallace, adalah lebah terbesar di dunia! Lebah soliter asli Indonesia ini ukurannya emang luar biasa, empat kali lebih gede dari lebah madu biasa, dengan panjang tubuh mencapai 4 cm dan lebar sayap 6,35 cm. Kebayang kan gedenya?
Lebah Raksasa Wallace sempat dianggap punah selama 38 tahun, sampai akhirnya di tahun 2019, tim ahli entomologi berhasil nemuin mereka di dalam sarang rayap. Penemuan ini langsung bikin perhatian ke spesies yang terancam punah ini meningkat lagi. Penyebabnya? Hilangnya habitat asli mereka yang berubah jadi perkebunan kelapa sawit. Duh! “Kita harus gerak cepat buat ngelindungin habitat lebah raksasa ini biar nggak punah untuk kedua kalinya,” tegas seorang aktivis yang kampanyekan perlindungan hutan di Indonesia.
5. Kutilang Antioquia: Si Cantik dari Kolombia yang Bikin Kaget
Burung kecil yang menawan dari Kolombia, Atlapetes blancae, atau Kutilang Antioquia, ditemuin lagi di tahun 2018 setelah hampir 50 tahun dianggap hilang. Kisah penemuan kembali burung ini unik banget. Jadi, seorang pengamat burung lokal, pas mau pergi misa Minggu, nggak sengaja nemuin sekelompok burung yang nggak dia kenal. Abis konsultasi sama ahli ornitologi, baru deh ketahuan kalau burung itu adalah Kutilang Antioquia yang udah lama hilang.
Penemuan ini jadi momen penting buat upaya konservasi burung di Kolombia. “Ini pengingat kalau masih banyak keajaiban alam yang nunggu buat ditemuin,” ungkap seseorang yang ngawasin program perlindungan Kutilang Antioquia.
6. Kelelawar Telinga Besar Papua Nugini: Penemuan Tak Sengaja Mahasiswa PhD
Kelelawar dengan nama latin Pharotis imogene ini pertama kali dideskripsikan tahun 1890, tapi menghilang dari catatan ilmiah tahun 1914. Sejak saat itu, P. imogene dianggap punah.
Tapi, di tahun 2012, seorang mahasiswa PhD dari Universitas Queensland, lagi neliti soal kelelawar, eh malah nemuin seekor kelelawar yang susah banget diidentifikasi. Setelah diperiksa dan dibandingin sama spesimen museum, barulah ketahuan kalau kelelawar itu adalah Pharotis imogene, si kelelawar telinga besar berjenis kelamin betina yang udah lama hilang. Hilangnya habitat karena aktivitas manusia diyakini jadi penyebab utama kepunahan spesies ini. “Penemuan ini ngasih kita harapan buat nemuin lagi spesies lain yang dianggap punah,” ujar si penemu kelelawar.
7. Ikan Coelacanth: Fosil Hidup dari Zaman Dinosaurus!
Kisah Ikan Coelacanth (ordo Coelacanthiformes) ini jauh lebih dramatis. Spesies ini bukan cuma hilang selama beberapa dekade, tapi udah dianggap punah selama jutaan tahun! Fosil yang ditemuin di abad ke-19 nunjukkin kalau ikan purba ini udah punah sekitar 66 juta tahun lalu. Bayangin!
Tapi, di tahun 1938, seorang nelayan bernama Marjorie Courtenay-Latimer nggak sengaja nemuin seekor ikan aneh di lepas pantai Afrika Selatan. Ikan itu kemudian diidentifikasi sebagai Coelacanth, makhluk purba yang selamat dari kepunahan massal. Penemuan ini dianggap sebagai salah satu temuan zoologi terpenting abad ke-20! Ikan Coelacanth jadi bukti kalau evolusi bisa nyimpen kejutan dan masih banyak misteri yang belum kepecahin di lautan dalam.
Kisah-kisah penemuan kembali hewan-hewan yang dianggap punah ini ngasih harapan baru buat upaya konservasi di seluruh dunia. Walaupun ancaman kepunahan masih terus ada, alam punya kemampuan buat pulih dan ngasih kejutan yang nggak terduga. Upaya eksplorasi dan penelitian yang berkelanjutan, plus komitmen buat ngelindungin habitat alami, jadi kunci buat ngebongkar lebih banyak keajaiban alam dan nyegah kepunahan spesies di masa depan.





Leave a Comment