Rifainstitute – Mahasiswa Generasi Alpha menghadapi tantangan baru dalam dunia akademik, salah satunya adalah kecanduan handphone. Perangkat yang awalnya dirancang untuk mempermudah komunikasi dan akses informasi kini justru menjadi faktor yang dapat menurunkan kualitas belajar dan prestasi akademik. Banyak mahasiswa menghabiskan waktu berjam-jam untuk scrolling media sosial, bermain game, atau menonton video tanpa sadar bahwa kebiasaan ini dapat berdampak negatif pada produktivitas dan kesehatan mental mereka.
Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana kecanduan handphone dapat mempengaruhi prestasi mahasiswa serta strategi yang dapat diterapkan untuk mengurangi dampak negatifnya.
Dampak Kecanduan Handphone terhadap Mahasiswa
1. Gangguan Konsentrasi dan Fokus dalam Pembelajaran
Salah satu efek utama dari penggunaan handphone yang berlebihan adalah menurunnya konsentrasi mahasiswa dalam perkuliahan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ria Novianti (2024) menunjukkan bahwa Generasi Alpha cenderung lebih banyak menghabiskan waktu dengan handphone dibandingkan generasi sebelumnya. Sebanyak 60% mahasiswa lebih memilih scrolling media sosial daripada memperhatikan materi kuliah atau mengerjakan tugas akademik.
Dampak dari kecanduan ini antara lain:
- Kesulitan memahami materi kuliah akibat seringnya berpindah fokus.
- Menurunnya daya ingat karena otak tidak terbiasa untuk berkonsentrasi dalam waktu lama.
- Berkurangnya kemampuan berpikir kritis akibat konsumsi informasi instan yang dangkal.
Kecanduan handphone membuat mahasiswa menunda pekerjaan dan kehilangan waktu yang berharga untuk belajar. Banyak mahasiswa mengalami prokrastinasi akademik, yakni kebiasaan menunda tugas karena lebih memilih aktivitas yang dianggap lebih menyenangkan, seperti bermain game atau menonton video pendek.
Studi dari Universitas Muhammadiyah Semarang mengungkapkan bahwa mahasiswa sering merasa waktu berlalu begitu cepat saat menggunakan handphone, terutama ketika scrolling di media sosial. Hal ini menyebabkan:
- Tugas kuliah sering dikerjakan mendekati tenggat waktu dengan kualitas yang kurang maksimal.
- Berkurangnya waktu belajar karena lebih banyak digunakan untuk hal yang tidak produktif.
- Meningkatnya tingkat stres akibat beban akademik yang menumpuk.
3. Gangguan Pola Tidur dan Kesehatan Mental
Mahasiswa yang kecanduan handphone sering mengalami gangguan pola tidur akibat terlalu lama menatap layar di malam hari. Radiasi blue light dari layar handphone dapat menghambat produksi hormon melatonin yang berperan dalam mengatur siklus tidur. Akibatnya, mahasiswa mengalami:
- Kurang tidur yang menyebabkan kelelahan dan sulit berkonsentrasi di kelas.
- Gangguan mood seperti mudah stres, cemas, dan bahkan depresi akibat paparan informasi negatif dari media sosial.
- Menurunnya kebugaran fisik karena kurangnya aktivitas fisik akibat terlalu lama duduk dan bermain handphone.
Strategi Mengurangi Kecanduan Handphone bagi Mahasiswa
1. Membuat Batasan Waktu Penggunaan Handphone
Mahasiswa perlu menerapkan self-discipline dengan mengatur batasan waktu penggunaan handphone. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Menggunakan fitur Digital Wellbeing atau Screen Time untuk memonitor durasi penggunaan aplikasi.
- Mengatur mode fokus pada handphone saat belajar agar tidak terganggu oleh notifikasi.
- Membatasi waktu untuk bermain media sosial, misalnya maksimal 30 menit per hari.
2. Mengadopsi Teknik Manajemen Waktu yang Efektif
Agar lebih produktif, mahasiswa dapat menerapkan metode manajemen waktu seperti:
- Teknik Pomodoro, yaitu belajar selama 25 menit, lalu istirahat selama 5 menit.
- Metode Time Blocking, yaitu menjadwalkan waktu khusus untuk belajar tanpa gangguan handphone.
- Prioritization Matrix, untuk memilah tugas berdasarkan tingkat urgensi dan kepentingannya.
Dengan cara ini, mahasiswa bisa tetap mengerjakan tugas akademik dengan fokus tanpa tergoda untuk menggunakan handphone secara berlebihan.
3. Mengganti Kebiasaan Scrolling dengan Aktivitas yang Lebih Bermanfaat
Daripada menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial, mahasiswa dapat mencoba alternatif lain yang lebih produktif, seperti:
- Membaca buku atau jurnal akademik yang berkaitan dengan bidang studi.
- Bergabung dalam komunitas atau organisasi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan sosial.
- Berolahraga atau melakukan aktivitas fisik agar tubuh tetap sehat dan pikiran lebih segar.
4. Menerapkan Digital Detox Secara Berkala
Melakukan digital detox berarti mengurangi atau bahkan berhenti menggunakan perangkat digital untuk sementara waktu. Beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Menentukan hari bebas handphone, misalnya setiap hari Minggu tidak menggunakan media sosial.
- Menyimpan handphone di luar kamar tidur untuk menghindari penggunaan sebelum tidur.
- Menggunakan handphone hanya untuk keperluan akademik selama jam kuliah.
Kecanduan handphone telah menjadi fenomena yang semakin nyata di kalangan mahasiswa Generasi Alpha. Dampaknya terhadap konsentrasi, produktivitas akademik, dan kesehatan mental tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, mahasiswa perlu menerapkan strategi yang tepat untuk mengontrol penggunaan handphone, seperti menetapkan batas waktu, mengadopsi teknik manajemen waktu, mengganti kebiasaan buruk dengan aktivitas produktif, dan melakukan digital detox secara berkala.
Dengan langkah-langkah ini, mahasiswa dapat tetap memanfaatkan teknologi dengan bijak tanpa harus mengorbankan prestasi akademik mereka. Saatnya kita bersama-sama menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat dan produktif! Rifainstitute
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Grup Whatsapp