Dosen FH UMM Berbicara di TSUL Uzbekistan, Bukti Akademisi Indonesia Diakui di Kancah Global

Dosen FH UMM Berbicara di TSUL Uzbekistan, Bukti Akademisi Indonesia Diakui di Kancah Global
Dosen FH UMM Berbicara di TSUL Uzbekistan, Bukti Akademisi Indonesia Diakui di Kancah Global

Rifainstitute – Akademisi Indonesia kembali menunjukkan kiprahnya di panggung internasional. Kali ini, Dr. Sholahuddin Al-Fatih, SH., MH., dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), menjadi pembicara dalam forum bergengsi di Tashkent State University of Law (TSUL), Uzbekistan. Kehadirannya tidak hanya memperkuat posisi akademisi Indonesia di kancah global tetapi juga membuka peluang kerja sama akademik yang lebih luas.

Pentingnya Publikasi Internasional dalam Pemeringkatan Akademik

Dalam forum tersebut, Dr. Sholahuddin Al-Fatih membahas peran strategis publikasi internasional dalam meningkatkan reputasi akademisi, institusi, hingga negara dalam pemeringkatan global. Sebagai Editor in Chief Legality: Jurnal Ilmiah Hukum, yang telah terindeks Scopus Q1, ia memiliki pengalaman luas dalam publikasi akademik berkualitas tinggi.

Ia menegaskan bahwa publikasi di jurnal bereputasi bukan sekadar formalitas, melainkan strategi yang dapat memberikan dampak nyata bagi akademisi dan institusi pendidikan tinggi. Beberapa poin utama yang ia sampaikan meliputi:

  • Pentingnya memilih jurnal bereputasi untuk meningkatkan visibilitas penelitian.
  • Strategi publikasi yang berdampak tinggi, termasuk teknik menulis artikel ilmiah yang dapat menarik perhatian reviewer.
  • Kolaborasi internasional sebagai kunci meningkatkan sitasi dan pengakuan global.

Dengan publikasi yang kuat, akademisi Indonesia dapat semakin diperhitungkan dalam peta riset global serta berkontribusi pada pemeringkatan universitas di tingkat internasional.

Kolaborasi Akademik: Peluang Baru bagi Dosen dan Mahasiswa UMM

Selain berbagi wawasan, Dr. Sholahuddin Al-Fatih juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menjalin kerja sama akademik dengan TSUL Uzbekistan. Kolaborasi ini berpotensi membuka berbagai peluang bagi dosen dan mahasiswa UMM, seperti:

  • Program pertukaran mahasiswa dan dosen antara UMM dan TSUL.
  • Kerja sama penelitian dan publikasi internasional dalam bidang hukum.
  • Peluang pengembangan akademik melalui seminar dan konferensi bersama.
Baca Juga:  46 Contoh Judul Skripsi Jurusan Teknik Perminyakan Terbaru

Langkah ini diharapkan dapat semakin memperkuat posisi UMM sebagai universitas dengan jejaring akademik internasional yang luas.

Dosen Indonesia Bisa Bersaing di Kancah Global

Kisah Dr. Sholahuddin Al-Fatih menjadi bukti bahwa akademisi Indonesia memiliki kapasitas dan kompetensi yang tidak kalah dengan lulusan universitas luar negeri. Meski menyelesaikan S1 dan S3 di Universitas Brawijaya serta S2 di Universitas Airlangga, ia tetap mampu bersaing dan diundang menjadi pembicara di berbagai forum akademik internasional.

Tak hanya di TSUL Uzbekistan, sebelumnya ia juga diundang menjadi narasumber di:

  • Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA), Malaysia – Desember 2024.
  • Teaching Mobility di Universidade do Minho, Braga, Portugal – Oktober 2024 (dengan dukungan dana Erasmus+).

Keberhasilannya membuktikan bahwa lulusan dalam negeri tetap bisa mendapatkan pengakuan di level internasional, asalkan memiliki kualitas riset dan publikasi yang mumpuni.

Mendorong Akademisi Indonesia untuk Go International

Kehadiran akademisi Indonesia di forum internasional bukan hanya tentang pengakuan individu, tetapi juga membawa dampak besar bagi institusi dan dunia akademik nasional. Semakin banyak akademisi yang aktif dalam publikasi dan kerja sama global, semakin besar peluang universitas Indonesia untuk naik peringkat dalam pemeringkatan dunia.

Sebagai akademisi, ada beberapa langkah strategis yang bisa diambil untuk menembus panggung internasional:

  1. Fokus pada publikasi di jurnal bereputasi, terutama yang terindeks Scopus atau Web of Science.
  2. Membangun jejaring dengan akademisi internasional untuk meningkatkan peluang kolaborasi.
  3. Memanfaatkan hibah penelitian internasional untuk mendapatkan dukungan pendanaan.
  4. Mengikuti program pertukaran akademik seperti Erasmus+, Fulbright, atau program serupa.

Dengan strategi yang tepat, akademisi Indonesia bisa lebih banyak tampil di panggung internasional dan berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan global.

Baca Juga:  Cara Menemukan Jurnal Internasional Berkualitas

Prestasi Dr. Sholahuddin Al-Fatih di TSUL Uzbekistan menjadi bukti bahwa akademisi Indonesia bisa diakui dan berkontribusi dalam skala global. Lebih dari sekadar pencapaian individu, ini adalah langkah besar bagi UMM dan dunia akademik Indonesia secara keseluruhan.

Dengan publikasi yang kuat, kerja sama internasional yang luas, serta semangat untuk terus berkembang, akademisi Indonesia dapat semakin diperhitungkan dalam peta keilmuan dunia. Rifainstitute

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Grup Whatsapp

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *