Dulu Bumi punya teman dekat? Mungkin iya! Kisah tentang tabrakan maha dahsyat yang melahirkan Bulan ini memang bikin penasaran.
Para ilmuwan punya teori keren: Bulan, si satelit setia kita, lahir dari tubrukan hebat antara Bumi purba dan sebuah objek misterius bernama Theia. Kejadian yang terjadi miliaran tahun lalu ini bukan cuma membentuk Bulan, tapi juga mengubah Bumi jadi seperti yang kita kenal sekarang. Jadi, muncul pertanyaan menarik: sebelum tabrakan maut itu, bisa nggak ya kita sebut Theia ini “tetangga” Bumi?
Dulu, Bumi dan Theia Tinggal Berdekatan?
Sebuah penelitian baru dari Max Planck Institute for Solar System Research (MPS) dan University of Chicago memberi kita sedikit bocoran tentang asal-usul Theia. Hasilnya cukup menggoda, Bumi dan Theia kayaknya dulunya tinggal deketan di tata surya awal!
“Kemungkinan besar, bahan pembentuk Bumi dan Theia itu asalnya dari bagian dalam tata surya. Jadi, kemungkinan besar mereka itu ‘tetangga’ sebelum tabrakan,” kata Timo Hopp, ilmuwan dari MPS yang jadi penulis utama penelitian ini. Penemuan ini membuka lembaran baru dalam memahami bagaimana sistem Bumi-Bulan terbentuk.
Mencari Tahu Identitas Theia Lewat Isotop
Cara ilmuwan mencari tahu identitas Theia ini detektif banget! Mereka fokus menganalisis rasio isotop. Isotop itu semacam “varian” dari suatu unsur yang punya jumlah neutron beda di inti atomnya, bikin berat atomnya juga beda. Rasio isotop ini bisa beda-beda tergantung lokasinya di tata surya saat unsur itu terbentuk. Perbedaan ini muncul karena proses pembentukan tata surya nggak merata.
Tim peneliti ini menganalisis 15 sampel batuan Bumi dan 6 sampel Bulan dari misi Apollo. Mereka khususnya meneliti rasio isotop besi. Hasilnya, mereka bandingkan dengan data rasio isotop unsur lain seperti kromium, kalsium, titanium, dan zirkonium. “Kekompakan yang kami temukan itu signifikan banget,” ungkap Hopp.
Walaupun rasio isotopnya mirip, para peneliti tetap hati-hati. Temuan ini belum bisa 100% memastikan komposisi Theia. Ada kemungkinan Bulan terbentuk sepenuhnya dari material Theia, atau mungkin campuran material mantel Bumi purba dan Theia. “Untuk benar-benar memahami peran Theia, kita perlu analisis yang lebih mendalam,” imbuh Hopp.
“Rekayasa Balik” Planet
Ilmuwan juga melakukan semacam “rekayasa balik planet.” Caranya, mereka mengukur dan membandingkan rasio isotop berbagai unsur dalam batuan Bumi dan Bulan. Selain besi, mereka juga menganalisis rasio isotop kromium, molibdenum, dan zirkonium. Analisis multi-isotop ini memberi info penting tentang tahapan pembentukan planet dan kejadian-kejadian di masa lalu.
Sebelum tabrakan dengan Theia, Bumi sudah mengalami pemisahan unsur. Selama pembentukan inti Bumi, unsur-unsur seperti besi dan molibdenum tenggelam ke inti, jadi sedikit atau bahkan nggak ada di lapisan mantel Bumi. Sebaliknya, zirkonium tetap berada di mantel, jadi semacam “arsip” lengkap sejarah Bumi purba. Dengan menganalisis rasio isotop zirkonium, ilmuwan bisa merekonstruksi kondisi Bumi sebelum tabrakan.
Membandingkan dengan Kiriman dari Luar Angkasa: Meteorit
Sebagai pembanding, tim peneliti ini juga melihat komposisi meteorit, yaitu pecahan asteroid dari berbagai wilayah di tata surya. Tujuannya, mencari tahu apakah komposisi Theia mirip dengan jenis meteorit tertentu. Hasilnya, komposisi Bumi kayaknya terdiri dari beberapa jenis meteorit, tapi komposisi Theia beda sendiri.
“Komposisi benda langit itu menyimpan jejak sejarah pembentukannya, termasuk asal-usulnya,” jelas Thorsten Kleine, Direktur MPS dan salah satu penulis studi. Temuan ini nunjukkin kalau komposisi Theia mungkin belum pernah terdeteksi sebelumnya dan kemungkinan terbentuk lebih dekat ke Matahari daripada Bumi.
“Penelitian ini membuka jalan baru untuk memahami pembentukan Bulan dan evolusi awal Bumi,” kata Kleine. “Dengan menggabungkan analisis isotop dan pemodelan komputer, kita bisa mengungkap lebih banyak rahasia tentang masa lalu tata surya kita.” Penelitian ini menegaskan pentingnya eksplorasi lebih lanjut, termasuk misi ke Bulan untuk mengumpulkan sampel batuan tambahan, untuk memvalidasi temuan ini dan mencari tahu siapa sebenarnya Theia itu. Jadi, apakah Theia benar-benar “tetangga” Bumi sebelum tabrakan dahsyat itu? Misteri ini masih menantang untuk dipecahkan!





Leave a Comment