HomeTutorials › Eksperimen Luar Angkasa China, Apa yang Terjadi Pada Tikus di Orbit?

Eksperimen Luar Angkasa China, Apa yang Terjadi Pada Tikus di Orbit?

China baru-baru ini mengirimkan sejumlah tikus ke orbit Bumi. Kedengarannya seperti cerita fiksi ilmiah, tapi ini adalah eksperimen serius untuk mempelajari bagaimana lingkungan luar angkasa memengaruhi makhluk hidup. Hasilnya nanti bisa jadi kunci untuk perjalanan luar angkasa di masa depan, bahkan mungkin bermanfaat bagi kesehatan kita di Bumi.

Kenapa Harus Tikus?

Mungkin Anda bertanya-tanya, kenapa harus tikus? Ternyata, tikus punya kemiripan genetik yang cukup signifikan dengan manusia. Jadi, mereka bisa jadi model yang baik untuk memahami dampak lingkungan ekstrem luar angkasa pada tubuh mamalia. Selain itu, tikus juga relatif kecil, cepat berkembang biak, dan mudah dimodifikasi secara genetik. Hal ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengamati perubahan dalam tubuh mereka dengan lebih efisien.

“Tikus itu pilihan tepat karena karakteristik biologis dan genetiknya bisa memberi kita data yang relevan tentang potensi dampak pada manusia,” kata Dr. Lin Wei, seorang ahli biologi luar angkasa dari Akademi Ilmu Pengetahuan China. “Pertimbangan etika juga penting, dan tikus dianggap lebih etis dibanding primata untuk penelitian semacam ini.”

Memantau Tikus di Orbit

Selama berada di Stasiun Luar Angkasa China, gerak-gerik tikus ini diawasi ketat. Sistem video canggih merekam perilaku, aktivitas, dan respons tubuh mereka terhadap kondisi tanpa bobot dan radiasi kosmik. Data dari video ini akan dianalisis untuk melihat perubahan signifikan pada kesehatan dan tingkah laku tikus selama di orbit.

“Pemantauan video multidimensi memberi kita data visual yang kaya,” jelas Zhang Lu, seorang pakar dari Pusat Teknologi dan Rekayasa untuk Pemanfaatan Ruang Angkasa (CSU) dari Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS), dikutip dari Xinhuanet. “Kita bisa melacak perubahan perilaku dan postur tubuh tikus secara detail. Informasi ini sangat penting untuk memahami bagaimana lingkungan luar angkasa memengaruhi sistem saraf dan otot mereka.”

Baca Juga:  7 Dosen Undip Ukir Prestasi Mendunia, Siapa Saja Mereka?

Setelah Kembali ke Bumi

Setelah kembali ke Bumi, tikus-tikus ini akan menjalani pemeriksaan kesehatan lengkap. Para ilmuwan akan mengevaluasi perilaku, fungsi tubuh, dan kondisi biokimia mereka. Tujuannya adalah untuk memahami respons cepat dan perubahan yang terjadi pada tikus akibat kondisi luar angkasa. Data ini akan dibandingkan dengan data tikus yang tetap di Bumi untuk mencari perbedaan yang signifikan.

“Analisis setelah penerbangan akan memberi kita gambaran mendalam tentang bagaimana lingkungan luar angkasa memengaruhi organ dan sistem tubuh tikus,” kata Huang Kun, pakar lain dari CSU. “Kami akan melihat perubahan pada kepadatan tulang, fungsi otot, sistem kekebalan tubuh, dan bahkan ekspresi genetik. Temuan ini akan memberikan bukti penting untuk memahami biologi luar angkasa.”

Apa Artinya Bagi Masa Depan?

Hasil eksperimen ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi penelitian luar angkasa di masa depan. Memahami bagaimana lingkungan luar angkasa memengaruhi makhluk hidup sangat penting untuk mempersiapkan misi luar angkasa jangka panjang yang melibatkan manusia. Informasi ini juga dapat membantu mengembangkan cara untuk melindungi astronaut dari efek negatif lingkungan luar angkasa, seperti hilangnya kepadatan tulang, melemahnya otot, dan gangguan sistem kekebalan tubuh.

“Temuan ini akan sangat penting untuk menilai apakah manusia bisa bertahan hidup dan bereproduksi dalam jangka panjang di luar angkasa,” ujar Huang Kun. “Bahkan, mungkin juga memberikan wawasan yang bermanfaat bagi kesehatan manusia di Bumi.”

Eksperimen Lain di Stasiun Luar Angkasa China

Selain tikus, Stasiun Luar Angkasa China juga menjadi tempat bagi berbagai eksperimen sains dan teknologi lainnya. Eksperimen ini bertujuan untuk memanfaatkan kondisi unik luar angkasa untuk melakukan penelitian yang tidak mungkin dilakukan di Bumi.

Baca Juga:  Terungkap, Rahasia di Balik Ribuan Lubang Aneh di Peru

Aktivitas di Luar Pesawat dan Pemindahan Barang

Para astronaut China telah melakukan serangkaian aktivitas di luar pesawat (EVA) untuk memasang pelindung dari puing-puing luar angkasa, menyiapkan peralatan tambahan eksternal, dan memeriksa fasilitas serta peralatan eksternal. Kegiatan ini termasuk memasang kaki dan adaptor antarmuka pada platform eksternal serta memasang perangkat perlindungan antariksa.

Sains dan Aplikasi Antariksa

Dalam bidang sains dan aplikasi antariksa, para astronaut bekerja sama dengan ilmuwan dan teknisi di Bumi untuk mencapai hasil yang signifikan di bidang fisika dasar gaya berat mikro, sains material antariksa, kedokteran antariksa, dan teknologi baru kedirgantaraan. Eksperimen ini memanfaatkan kondisi tanpa bobot dan radiasi kosmik untuk mempelajari fenomena fisika, mengembangkan material baru, dan memahami efek luar angkasa terhadap kesehatan manusia.

“Kebun Luar Angkasa”

Para astronaut juga berhasil membuat “kebun luar angkasa” di dalam modul Laboratorium Wentian. Mereka menanam wortel dan berhasil memanen selada. Eksperimen ini menunjukkan potensi untuk menanam makanan di luar angkasa, yang akan menjadi sangat penting untuk misi luar angkasa jangka panjang.

Misi Shenzhou-20: Rekor Waktu di Luar Angkasa

Sebagai bagian dari program luar angkasa China yang ambisius, tiga astronaut dari misi Shenzhou-20 baru-baru ini kembali ke Bumi setelah menyelesaikan misi selama 204 hari di Stasiun Luar Angkasa China. Misi ini mencatatkan rekor waktu terlama yang dihabiskan oleh astronaut China di luar angkasa.

Ketiga kru Shenzhou-20 yakni Chen Dong, Chen Zhongrui, dan Wang Jie mendarat dengan selamat di Bumi menggunakan pesawat antariksa Shenzhou-21 pada Jumat, 14 November 2025.

Kembali ke Bumi

Kepulangan para astronaut Shenzhou-20 sempat tertunda karena ditemukan retakan kecil pada kaca kapsul Shenzhou-20. Kendati demikian, para astronaut berhasil mendarat dengan selamat di Gurun Gobi, China Utara.

Baca Juga:  Penemuan Menggemparkan, Kadal Unik Mirip Cacing Ditemukan di Buton!

“Setelah enam bulan di luar angkasa, rasanya luar biasa bisa kembali ke Bumi dan merasakan gravitasi lagi,” kata Wang, salah satu kru Shenzhou-20, dalam konferensi pers setelah kepulangannya. “Misi ini tidak hanya sukses, tetapi juga merupakan perjalanan pertumbuhan pribadi yang menantang dan berat.”

Eksperimen dengan tikus dan berbagai penelitian lainnya di Stasiun Luar Angkasa China terus berlanjut, memberikan wawasan berharga untuk eksplorasi ruang angkasa di masa depan. Para ilmuwan dan insinyur China terus berupaya mengembangkan teknologi dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memungkinkan manusia menjelajahi lebih jauh ke luar angkasa. Misi luar angkasa selanjutnya diperkirakan akan fokus pada pengujian sistem pendukung kehidupan dan pengembangan teknik untuk menanam makanan di luar angkasa, yang merupakan langkah penting menuju misi luar angkasa jangka panjang dan kolonisasi di masa depan.

✨ Produk Kami

Publikasikan Penelitian Anda di Jurnal Internasional & Nasional

Tingkatkan kredibilitas akademik Anda dengan mempublikasikan penelitian di jurnal terindeks bereputasi. Proses cepat, transparan, dan terpercaya.

Lihat Semua Produk

Leave a Comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja