Guru Besar Termuda UGM: Kisah Sukses Pramaditya Wicaksono
Rifainstitute.com – Guru besar merupakan salah satu pencapaian puncak dalam karier akademik di perguruan tinggi. Di Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dr Pramaditya Wicaksono, SSi, MSc, berhasil mencatatkan namanya sebagai guru besar termuda UGM, meraih prestasi ini pada usia yang mengesankan, yaitu 35 tahun. Mari kita simak perjalanan karier inspiratifnya.
Pramaditya Wicaksono: Studi Cepat, Berprestasi Tinggi
Pramaditya, atau yang akrab disapa Prama, memulai perjalanannya di dunia akademik di Fakultas Geografi UGM pada tahun 2004, mengambil program studi Kartografi dan Penginderaan Jauh. Kecepatan dalam menyelesaikan studi juga menjadi salah satu ciri khasnya. Dia berhasil lulus S1 hanya dalam waktu 3 tahun 11 bulan, yaitu pada tahun 2008.
Setelah menyelesaikan S1, Prama langsung melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 di Prodi Geografi UGM dengan fokus pada Magister Perencanaan dan Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai (MPPDAS) pada tahun yang sama. Selama studi magisternya, dia mendapatkan dukungan Beasiswa Unggulan Dikti, menunjukkan dedikasinya pada ilmu pengetahuan.
Pendekatan Ganda: Menjadi Dosen Sambil Kuliah
Keberuntungan terus menyertai Prama ketika dia mendapatkan tawaran beasiswa doktoral dari program CNRD melalui DAAD Jerman. Dia tidak melepaskan kesempatan ini dan memilih mengambil Joint Program Doktor Geografi dengan minat Penginderaan Jauh di Cologne University of Applied Sciences, Jerman. Namun, yang membuat perjalanan akademiknya semakin menarik adalah dia juga memutuskan untuk menjadi dosen di Fakultas Geografi UGM saat tengah mengejar gelar doktornya.
Prama memiliki alasan kuat untuk memilih menjadi dosen. Kesenangannya dalam eksplorasi, kemampuannya dalam berbagi pengetahuan, dan keinginannya untuk berinteraksi dengan banyak orang adalah faktor utama yang mempengaruhinya. Dia menyadari bahwa menjadi seorang dosen memberinya peluang untuk melibatkan diri dalam tridharma perguruan tinggi: penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat.
Perjalanan Karier yang Luar Biasa
Pramaditya Wicaksono berhasil mencapai posisi guru besar tanpa harus menduduki posisi lektor kepala terlebih dahulu, yang tidak biasa dalam sistem akademik. Ini dimungkinkan karena dia telah memenuhi syarat jumlah angka kredit dosen yang diperlukan untuk menjadi profesor.
Lahir pada 6 Juli 1987, Prama memiliki target khusus untuk mencapai jabatan guru besar pada usia muda, meskipun dia tidak pernah menyangka bahwa itu akan terjadi di usia 35 tahun. Kecepatan dalam meraih prestasi ini adalah hasil dari produktivitasnya dalam penelitian dan publikasi ilmiah. Setiap tahun, dia mampu menerbitkan rata-rata 5 publikasi ilmiah yang terkait dengan bidangnya.
Hingga saat ini, Prama telah mencatatkan 55 publikasi dalam jurnal ilmiah nasional dan internasional terkemuka, serta 76 tulisan dalam berbagai bentuk publikasi. Keberhasilannya ini bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal yang lebih besar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan berkontribusi pada masyarakat.
Dengan semangat, dedikasi, dan kecintaannya pada riset, Pramaditya Wicaksono telah membuktikan bahwa usia bukanlah batasan untuk meraih prestasi tertinggi dalam dunia akademik. Kesuksesannya sebagai guru besar termuda di UGM menjadi inspirasi bagi generasi muda yang bercita-cita dalam dunia ilmu pengetahuan.