Kisah Inspiratif: Cara Maya Menyelesaikan S2 Cumlaude di Tengah Tiga Peran Besar

Rifainstitute – Dalam kehidupan modern, menjalani berbagai peran sekaligus sering kali menjadi tantangan yang berat. Namun, Febriana Maya Puspitasari, sosok wanita yang inspiratif ini, berhasil membuktikan bahwa menjalani karier, keluarga, dan pendidikan tinggi bisa disatukan dengan gemilang.

Lulus dengan predikat Cumlaude dari program magister di Universitas Jember (Unej), Maya berhasil meraih IPK hampir sempurna sebesar 3,89 dan menyelesaikan tugas akhir dalam waktu yang sangat singkat: hanya empat bulan.

Bagaimana Maya mampu menyeimbangkan tiga peran besar dalam hidupnya—sebagai mahasiswa, Aparatur Sipil Negara (ASN), dan ibu rumah tangga? Mari kita selami kisah suksesnya dan lihat apa yang bisa kita pelajari dari perjalanan luar biasanya ini.

Prestasi Maya di Tengah Kesibukan

Maya, yang menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unej, tak hanya aktif sebagai mahasiswa, tetapi juga tetap menjalankan pekerjaannya sebagai Kasubag Perencanaan di RSUD dr. Soebandi.

Selain itu, ia juga menjalankan tanggung jawabnya sebagai ibu dari dua anak dan seorang istri. Kombinasi peran yang kompleks ini tentunya menuntut manajemen waktu yang luar biasa, namun Maya mampu melakukannya dengan baik.

Salah satu hal yang membedakan Maya dari banyak orang adalah caranya dalam mengatur waktu. Sejak awal, ia berkomitmen untuk tidak menunda pekerjaan, terutama tugas-tugas kuliah yang diberikan dosen.

“Setiap selesai kuliah, saya langsung mengerjakan tugas dan menganggap waktu pengerjaan itu sebagai bagian dari jam kuliah,” ujarnya. Pendekatan ini, meskipun terdengar sederhana, ternyata menjadi kunci sukses Maya dalam menyelesaikan tugas-tugas tanpa tumpukan.

Maya juga memiliki pandangan bahwa menyelesaikan sesuatu yang ada di depan mata lebih ringan daripada harus membuka kembali pekerjaan yang sudah selesai. Manajemen waktu yang efektif ini adalah pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari Maya.

Baca Juga:  Memahami Metode Penelitian Kualitatif

Strategi dalam Menyelesaikan Pendidikan

Untuk dapat lulus dari program magister, Maya harus memenuhi beberapa persyaratan akademik yang cukup berat. Di antaranya adalah:

  • Menyelesaikan mata kuliah wajib dan praktikum di Laboratorium Ekonometrika.
  • Mencapai standar TOEFL minimal 475.
  • Menerbitkan tulisan di jurnal internasional.
  • Menyelesaikan penelitian tesis.

Namun, Maya berhasil menyelesaikan semuanya dengan hasil yang mengesankan. Tesisnya, yang meneliti tentang analisis strategi penurunan stunting dalam upaya mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), menjadi kontribusi nyata dalam mendukung program nasional pemerintah.

Dengan penelitian yang relevan dan berfokus pada permasalahan penting seperti stunting, Maya membuktikan bahwa dirinya tak hanya mampu meraih prestasi akademik, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Menginspirasi Banyak Wanita

Kisah Maya tentu menjadi inspirasi bagi banyak wanita yang mungkin merasa ragu untuk melanjutkan pendidikan karena tuntutan karier dan keluarga.

Ia telah membuktikan bahwa bekerja dan berkeluarga bukanlah penghalang untuk menuntut ilmu. Sebaliknya, dengan manajemen waktu yang baik dan dedikasi, siapa pun bisa meraih prestasi gemilang.

Maya juga menjadi teladan bagi para mahasiswa yang mungkin merasa terbebani dengan berbagai peran dalam kehidupan sehari-hari. Dengan disiplin dan ketekunan, tugas akhir yang sering kali menjadi tantangan terbesar bagi mahasiswa bisa diselesaikan dalam waktu singkat.

Mengapa Manajemen Waktu Menjadi Kunci Utama?

Dalam setiap keberhasilan besar, manajemen waktu selalu menjadi salah satu faktor utama. Maya membuktikan bahwa tanpa menunda pekerjaan dan menganggap setiap tugas sebagai prioritas utama, beban bisa terasa lebih ringan.

Pendekatan ini tidak hanya efektif dalam menyelesaikan pendidikan, tetapi juga dalam menjalankan karier dan kehidupan sehari-hari.

Bagi mereka yang tengah mengejar pendidikan sambil bekerja atau mengurus keluarga, belajar dari Maya bisa menjadi salah satu cara untuk tetap berprestasi tanpa harus mengorbankan salah satu aspek kehidupan. Dengan perencanaan yang matang dan konsistensi, apa pun bisa dicapai.

Baca Juga:  Kode Etik Dosen: Etika dan Profesionalisme Dosen

Febriana Maya Puspitasari telah menunjukkan bahwa dengan disiplin, dedikasi, dan manajemen waktu yang baik, kita bisa menjalani beberapa peran sekaligus dan tetap berprestasi.

Kisahnya mengajarkan bahwa keluarga dan karier bukanlah penghalang untuk menuntut ilmu, melainkan justru bisa menjadi motivasi untuk terus berkembang. Maya adalah bukti nyata bahwa setiap wanita bisa meraih impiannya dengan tekad yang kuat dan perencanaan yang baik.

FAQ

1. Apa kunci utama keberhasilan Maya dalam menyelesaikan pendidikan di tengah kesibukannya?
Manajemen waktu yang baik dan tidak menunda pekerjaan menjadi kunci utama keberhasilannya. Maya juga langsung mengerjakan tugas setelah kuliah untuk menghindari penumpukan pekerjaan.

2. Bagaimana Maya membagi waktu antara bekerja, kuliah, dan keluarga?
Dengan disiplin dan perencanaan yang baik, Maya mampu membagi waktu antara bekerja sebagai ASN, kuliah, dan menjalankan peran sebagai ibu dan istri.

3. Apa yang bisa kita pelajari dari penelitian tesis Maya?
Penelitian tentang strategi penurunan stunting yang dilakukan Maya mendukung tujuan nasional pemerintah untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Penelitian ini menunjukkan pentingnya kontribusi akademisi dalam memecahkan masalah sosial yang relevan.

4. Apakah Maya mengalami kesulitan dalam memenuhi persyaratan lulus?
Seperti halnya mahasiswa magister lainnya, Maya harus memenuhi persyaratan yang cukup berat. Namun, dengan kerja keras, ia berhasil menyelesaikan semua persyaratan, termasuk publikasi jurnal internasional dan penelitian tesis.

5. Apa yang membuat Maya menjadi wisudawan terbaik di Universitas Jember?
Selain meraih IPK hampir sempurna dan menyelesaikan tugas akhir dalam waktu singkat, Maya juga dinobatkan sebagai wisudawan berprestasi berkat prestasinya di bidang akademik dan kontribusinya dalam penelitian.

Dengan demikian, kisah Maya bisa menjadi motivasi bagi siapa pun yang tengah menjalani berbagai peran dalam hidup. Tidak ada yang tidak mungkin asalkan ada tekad, kerja keras, dan manajemen waktu yang baik. Rifainstitute

Jangan Lupa Ikuti Kami di Google News

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *