Muhammad Khoiri membuktikan, mimpi setinggi langit pun bisa digapai asal ada kemauan dan kerja keras. Dari buruh mebel, kini ia jadi lulusan terbaik Universitas Diponegoro (Undip)!
Dari Pabrik Mebel ke Kampus Impian
Perjalanan Khoiri menuju gelar sarjana tidak semulus jalan tol. Sempat gagal masuk perguruan tinggi negeri (PTN) di tahun 2019, ia memilih kerja jadi buruh mebel. Tujuannya satu: nabung buat biaya kuliah dan coba lagi tahun depan.
Kerja keras Khoiri akhirnya berbuah manis. Di wisuda ke-179 Undip, 12 Oktober lalu, ia dinobatkan sebagai salah satu wisudawan berprestasi dengan predikat cumlaude dan IPK nyaris sempurna, 3,94! Sebuah bukti nyata dari kegigihan dan semangat pantang menyerahnya.
“Saya belajar sabar dan tekun banget. Alhamdulillah, tahun berikutnya diterima di Undip lewat jalur UTBK, pilihan pertama saya,” cerita Khoiri, mengenang awal perjalanannya dari sebuah pabrik mebel. Pengalaman kerja itu, lanjutnya, bikin dia lebih menghargai setiap kesempatan.
Kuliah Sambil Kerja? Bisa!
Masuk Undip bukan berarti perjuangan Khoiri selesai. Justru tantangan makin kompleks. Ia harus tetap kerja buat memenuhi kebutuhan sehari-hari sekaligus bayar uang kuliah.
Selama empat tahun sembilan bulan di Undip, Khoiri menjalani rutinitas super padat. Kuliah, organisasi, kompetisi… belum lagi kerja sampingan jadi buruh mebel, pekerja jasa rental acara, sampai asisten riset dosen. Wow!
“Kuncinya manajemen waktu yang baik dan komitmen untuk menyelesaikan semua tanggung jawab,” ungkap Khoiri, berbagi resep suksesnya membagi waktu. Baginya, setiap tantangan adalah peluang untuk berkembang. “Tidak ada alasan menyerah, selama kita punya kemauan dan tekad yang kuat.”
Khoiri juga menekankan pentingnya dukungan keluarga dan teman. Tanpa mereka, ia mengaku tak mungkin bisa melewati masa-masa sulit selama kuliah. “Keluarga dan teman itu sumber motivasi dan inspirasi buat saya,” tuturnya.
Prestasi Segudang: Bukti Dedikasi
Meski sibuk bukan main, Khoiri tak pernah melupakan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa. Ia membuktikan, keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk berprestasi.
Deretan penghargaan berhasil diraihnya, mulai dari Juara 1 Lomba Podcast Ristek Unnes, Islamic Public Speaking Insani Undip, sampai Duta Tenun Troso! Prestasi-prestasi ini adalah bukti nyata ketekunan dan dedikasinya dalam belajar.
“Saya selalu berusaha kasih yang terbaik dalam setiap hal yang saya lakukan,” kata Khoiri, yang ingin menjadikan masa kuliahnya berharga dengan meraih prestasi sebanyak mungkin. “Kalau cuma kuliah tanpa prestasi, apa yang bisa dibanggakan?” tanyanya.
Data dari kampus mencatat, Khoiri aktif memimpin lima organisasi lintas daerah dan kampus, termasuk di BEM Undip dan Himpunan Mahasiswa. Ia juga konsisten meraih prestasi di tingkat nasional. “Saya percaya kemenangan lahir dari persiapan. Setiap prestasi adalah tanggung jawab, bukan sekadar euforia,” tegasnya.
Lulus Kuliah, Jadi Pengusaha Muda!
Setelah resmi jadi sarjana, Khoiri memilih jadi freelancer data analis dan asisten riset. Tapi ia tak berhenti di situ. Bersama teman-temannya, ia merintis usaha makanan ringan dan bisnis fashion lokal di kampung halamannya.
Keputusan ini didasari keinginannya untuk menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Ia percaya, dengan berwirausaha, ia bisa mengembangkan diri sekaligus membantu orang lain.
“Buat saya, kerja bukan cuma soal gaji, tapi ruang untuk tumbuh dan berkontribusi,” ucapnya. Ia juga berharap bisa menginspirasi anak muda lainnya untuk berani mengambil risiko dan mengejar mimpi mereka. “Jangan takut mencoba hal baru. Kegagalan itu bagian dari belajar!” pesannya.
Pesan untuk Mahasiswa: Berkontribusi Nyata!
Di akhir obrolan, Khoiri berpesan kepada seluruh mahasiswa untuk aktif dalam tiga hal penting: publikasi ilmiah, kolaborasi internasional, dan inovasi nyata bagi masyarakat. Ia yakin, dengan berkontribusi dalam ketiga hal itu, mahasiswa bisa memberikan dampak positif bagi bangsa dan negara.
“Kalau tiap mahasiswa berani berkarya dan menembus forum global, visi World Class University bukan cuma jargon, tapi jadi kenyataan,” katanya. Ia juga mengajak mahasiswa untuk tidak hanya fokus pada nilai akademik, tapi juga mengembangkan soft skill dan kemampuan berorganisasi.
Tak kalah penting, Khoiri menekankan perlunya rasa kepedulian terhadap sesama. Ia mengajak mahasiswa untuk aktif dalam kegiatan sosial dan membantu masyarakat yang membutuhkan. “Jadilah mahasiswa yang tidak hanya pintar, tapi juga peduli dan bermanfaat bagi orang lain!” pungkasnya. Kisah Khoiri membuktikan bahwa dengan kerja keras, ketekunan, dan semangat pantang menyerah, siapapun bisa sukses dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.





Leave a Comment