HomeTutorials › Kisah Inspiratif, Dosen Muda NTT Ukir Prestasi Mendunia di Bidang IT!

Kisah Inspiratif, Dosen Muda NTT Ukir Prestasi Mendunia di Bidang IT!

Kisah membanggakan datang dari seorang dosen muda asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang namanya kini harum di dunia internasional berkat keahliannya di bidang teknologi informasi (IT). Dialah Grandprix Thomryes Marth Kadja, yang membuktikan bahwa usia bukanlah halangan untuk memberikan kontribusi besar dalam dunia sains dan teknologi. Fokusnya pada material nano untuk energi berkelanjutan sukses mencuri perhatian dunia, menjadikannya salah satu ilmuwan muda paling menjanjikan saat ini.

Grandprix Thomryes Marth Kadja: Profil Ilmuwan Muda Berbakat

Grandprix Thomryes Marth Kadja, lahir di Kupang pada 31 Maret 1993, adalah sosok dosen muda yang berdedikasi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Di usianya yang baru 32 tahun, segudang prestasi telah ia raih. Kecintaannya pada dunia akademis tumbuh sejak kecil. Gelar doktor dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB diraihnya di usia 24 tahun dengan predikat Cumlaude. Pencapaian ini semakin mengukuhkan posisinya sebagai ilmuwan muda yang penuh potensi. Disertasinya mengupas tuntas sintesis zeolite, mekanisme, dan peningkatan hierarki zeolit ZSM-5, yang kelak menjadi fondasi bagi penelitian-penelitiannya.

Namanya mulai banyak diperbincangkan di ITB sejak delapan tahun lalu, ketika ia menamatkan program doktoralnya. Namun, ia tak lantas berpuas diri. Semangatnya untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi membawanya meraih beragam penghargaan dan pengakuan di tingkat dunia.

Deretan Penghargaan dan Pengakuan Internasional

Kerja keras dan dedikasi Grandprix dalam bidang riset membuahkan hasil yang luar biasa. Ia telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan, baik dari dalam maupun luar negeri.

Masuk Jajaran Top 2% Ilmuwan Dunia

Salah satu pencapaian paling membanggakan adalah masuk dalam daftar Top 2% ilmuwan dunia versi Elsevier dan Stanford University sejak September 2024. Pengakuan ini menempatkannya sejajar dengan para ilmuwan terbaik dunia, sebagai bukti nyata kualitas dan dampak dari penelitian yang telah ia lakukan. Pemeringkatan ini mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk jumlah publikasi ilmiah, sitasi, serta dampak penelitian terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Baca Juga:  Ranking Terbaru Webometrics Ungkap Kampus Impian Terbaik Dunia! AS Mendominasi?

Penghargaan Achmad Bakrie untuk Ilmuwan Muda

Sebelum menjadi salah satu ilmuwan Top 2% dunia, Grandprix juga menerima Penghargaan Achmad Bakrie ke-20 untuk kategori Ilmuwan Muda. Penghargaan ini merupakan apresiasi atas dedikasinya dalam meneliti material nano untuk energi berkelanjutan. Tentu saja, penghargaan ini menjadi suntikan semangat bagi Grandprix untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. “Penghargaan ini menjadi penyemangat bagi saya untuk terus melakukan penelitian yang inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.

Fokus Penelitian: Material Nano untuk Energi Berkelanjutan

Fokus utama penelitian Grandprix adalah pengembangan material nano untuk diaplikasikan dalam bidang energi berkelanjutan. Ia aktif meneliti berbagai jenis material nano, termasuk material nanopori dan MXene, dengan harapan dapat menciptakan solusi energi yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Pengembangan Material Nanopori dan MXene

Grandprix punya ketertarikan khusus pada pengembangan material nanopori dan MXene. Material nanopori memiliki pori-pori berukuran nano dengan luas permukaan yang sangat besar, sehingga ideal untuk katalisis, adsorpsi, dan penyimpanan energi. Sementara itu, MXene adalah material nano dua dimensi yang terbilang baru, ditemukan secara global pada tahun 2011. MXene memiliki sejumlah sifat unik, seperti konduktivitas listrik yang tinggi, fleksibilitas, dan kemampuan untuk berfungsi sebagai katalis yang efisien.

“Lab kami adalah yang pertama mengembangkan MXene di Indonesia sejak tahun 2019,” kata Grandprix, yang juga dosen Kelompok Keahlian Kimia Anorganik dan Fisik ITB sekaligus bagian dari Pusat Rekayasa Katalisis ITB (PRK-ITB). Penelitiannya pada MXene difokuskan pada pengembangan metode sintesis yang efisien dan aplikasinya dalam berbagai bidang, seperti energi, lingkungan, dan biomedis.

Tantangan dan Semangat Kolaborasi

Sebagai seorang ilmuwan muda, Grandprix mengakui adanya tantangan dalam melakukan penelitian, terutama keterbatasan bahan dan fasilitas. Namun, ia tidak menyerah. Baginya, keterbatasan justru memicu kreativitas dan inovasi. Ia berusaha memaksimalkan fasilitas yang ada dan mencari solusi alternatif untuk mengatasi kendala.

Baca Juga:  Pertarungan Sengit UIN Jakarta vs UIN Bandung di SINTA 2024, Siapa Unggul?

“We make the best out of what we have,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan kolega di luar negeri. Lewat kolaborasi, ia bisa mengakses fasilitas yang lebih lengkap dan pengetahuan yang lebih luas. Selain itu, kolaborasi memungkinkan terjadinya pertukaran ide dan pengalaman, yang bisa mempercepat proses penelitian dan menghasilkan hasil yang lebih baik.

“Muda itu bukan soal usia saja, tapi tentang semangat yang membara dan tidak pernah padam. Kita tidak boleh merasa kecil karena masih muda,” pesan Grandprix, menyemangati generasi muda Indonesia untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

Dampak Penelitian di Masa Depan

Grandprix sangat yakin bahwa penelitiannya di bidang katalis akan memberikan dampak signifikan dalam lima tahun ke depan. Ia menjelaskan bahwa lebih dari 90% proses industri kimia membutuhkan katalis. Oleh karena itu, inovasi yang efisien dan berkelanjutan di bidang ini akan membawa pengaruh besar terhadap sektor energi, lingkungan, dan manufaktur nasional.

Penelitiannya tentang material nano, khususnya material nanopori dan MXene, berpotensi menghasilkan katalis yang lebih efisien, selektif, dan ramah lingkungan. Katalis ini bisa digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti produksi bahan bakar bersih, pengolahan limbah, dan sintesis bahan kimia yang berkelanjutan. Dengan begitu, penelitian Grandprix dapat berkontribusi pada pengembangan industri yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. “Ini adalah langkah strategis untuk masa depan energi dan lingkungan,” ujarnya.

Kisah inspiratif Grandprix Thomryes Marth Kadja adalah bukti bahwa dengan semangat, kerja keras, dan kolaborasi, anak muda Indonesia mampu mengukir prestasi di kancah internasional dan memberikan kontribusi berarti bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Prestasinya ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda Indonesia lainnya untuk terus belajar, berkarya, dan memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Baca Juga:  Stadium General PPKn UNNES 2025: Strategi Publikasi Ilmiah Bereputasi untuk Generasi Akademisi Unggul
✨ Produk Kami

Publikasikan Penelitian Anda di Jurnal Internasional & Nasional

Tingkatkan kredibilitas akademik Anda dengan mempublikasikan penelitian di jurnal terindeks bereputasi. Proses cepat, transparan, dan terpercaya.

Lihat Semua Produk

Leave a Comment

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Keranjang Belanja