Kisah tentang Prof. Dr-Ing Aziz Boing Sitanggang, MSc, STP, ini sungguh bikin semangat. Di usia yang masih tergolong muda, ia berhasil menyandang gelar profesor di IPB University. Pencapaiannya bukan cuma membanggakan almamater, tapi juga bisa jadi suntikan motivasi buat anak muda yang pengen berkarier di dunia pendidikan dan penelitian. Yuk, kita intip perjalanan Prof. Aziz, strategi yang dia pakai, dan pesan inspiratifnya buat para mahasiswa.
Profesor Muda Kebanggaan IPB
Juni 2023 lalu, IPB University mengukuhkan Prof. Aziz sebagai guru besar. Bayangin aja, di usia 36 tahun 9 bulan, ia sudah membuktikan kalau usia bukan halangan buat meraih prestasi tertinggi di dunia akademik. Keren, kan?
Jalan Panjang Meraih Gelar Profesor
Gelar profesor yang diraih Prof. Aziz tentu nggak datang begitu saja. Setelah meraih gelar doktor di Technische Universitat Berlin dengan fokus pada chemical and process engineering, ia memilih kembali ke Indonesia dan memulai kariernya di IPB University.
Inspirasi dari Sosok Prof. Slamet Budijanto
Prof. Aziz nggak sungkan mengakui kalau kesuksesannya ini juga berkat peran penting Prof. Slamet Budijanto, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University. “Prof. Slamet Budijanto yang menyadarkan saya ternyata ada peluang untuk menjadi profesor. Beliau melihat potensi dan publikasi-publikasi saya selama ini,” tuturnya. Bimbingan dan motivasi dari Prof. Slamet inilah yang jadi salah satu pendorong Prof. Aziz untuk terus berkembang.
“Profesor Itu Jalan yang Kita Buka Sendiri”
Prof. Aziz menekankan, jadi profesor itu bukan perkara instan atau hadiah cuma-cuma. “Menjadi profesor adalah jalan yang kita buka sendiri, sesuatu yang disiapkan dan harus distrategikan,” tegasnya. Artinya, butuh kerja keras, dedikasi tinggi, dan strategi yang matang. “Bukan karpet merah yang telah disiapkan orang lain untuk kita,” imbuhnya, mengingatkan pentingnya inisiatif dan usaha sendiri.
Fokus Riset: Rekayasa Proses Pangan Fungsional
Prof. Aziz memfokuskan risetnya pada rekayasa proses pangan, terutama pangan fungsional. Kenapa bidang ini menarik? Karena ini menjawab kebutuhan masyarakat modern yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan.
Pangan Fungsional Lagi Naik Daun
“Pangan fungsional saat ini sedang menjadi tren. Sekarang, orang-orang tidak lagi hanya mengonsumsi pangan untuk pemenuhan kebutuhan kalori, tapi juga menginginkan adanya manfaat atau dampak yang positif untuk kesehatan dari pangan yang telah dikonsumsi,” jelas Prof. Aziz. Kesadaran inilah yang memicu riset dan inovasi di bidang pangan fungsional.
Mengembangkan Peptida Bioaktif
Prof. Aziz dan timnya lagi mempelajari gimana caranya menghasilkan peptida bioaktif, yaitu fragmen protein kecil yang punya aktivitas fungsional tertentu. Peptida ini berpotensi memberikan manfaat kesehatan seperti antioksidan dan membantu mengatur tekanan darah. “Yang ia kembangkan bersama grup risetnya adalah fokus pada teknologi untuk memproduksi ingredient, bukan formulasi atau pengembangan pangan fungsionalnya,” ia menegaskan fokus utama risetnya.
Produktif dalam Publikasi Ilmiah
Salah satu kunci keberhasilan Prof. Aziz adalah produktivitasnya dalam menghasilkan publikasi ilmiah. Sampai sekarang, ia sudah menerbitkan 54 artikel yang terindeks Scopus, baik sebagai penulis utama maupun corresponding author.
Belasan Publikasi dalam Setahun? Bisa!
Prof. Aziz mengaku kalau dalam setahun, ia bisa menghasilkan 10 sampai 15 publikasi, bahkan pernah sampai 17! “Data-data yang dia dapat dalam publikasi tersebut adalah data dari penelitiannya di laboratorium, berkolaborasi dengan banyak mahasiswa, dan tak diperoleh dalam waktu singkat,” jelasnya. Ini bukti nyata komitmen dan dedikasinya dalam meneliti dan menghasilkan karya ilmiah berkualitas.
Komitmen dan Pengorbanan Itu Pasti Ada
Prof. Aziz menekankan bahwa meraih gelar profesor itu nggak gampang. Ada tuntutan jumlah publikasi yang harus dipenuhi setiap tahun, plus target waktu yang harus dikejar. “Banyak orang berpikir, mudah sekali bagi saya untuk menjadi profesor muda. Padahal tata aturan yang saya lewati untuk menjadi profesor adalah tata aturan sama, yang berlaku bagi orang lain juga. Mungkin yang tidak dipahami banyak orang adalah ada hal-hal yang harus saya korbankan untuk bisa meraih jabatan akademik ini,” tegasnya. Artinya, pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan meraih gelar profesor.
Pesan Inspiratif Buat Mahasiswa
Buat para mahasiswa yang punya cita-cita berkarier di bidang akademik, Prof. Aziz berpesan untuk jangan pernah berhenti bermimpi dan jangan takut untuk berubah. “Sebab pada dasarnya hal yang sudah dilalui hanyalah tahapan kehidupan,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya berani keluar dari zona nyaman untuk menggali potensi sebesar-besarnya. Semoga pesan ini bisa memotivasi para mahasiswa untuk terus berjuang dan meraih impian mereka.
Kisah Prof. Aziz Boing Sitanggang ini jadi bukti nyata kalau usia muda bukan halangan untuk meraih prestasi gemilang. Dengan kerja keras, dedikasi, dan strategi yang matang, siapa pun bisa mencapai puncak karier di bidang akademik dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara. Kisah inspiratif ini diharapkan bisa jadi penyemangat buat generasi muda Indonesia untuk terus berinovasi dan berkarya.





Leave a Comment