Rifainstitute – Tim Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) kembali mencetak prestasi gemilang di ajang internasional. Pada International Medical Student Research Conference (IMRC) 2024 yang berlangsung di Bangkok, Thailand, tim FKUI berhasil meraih penghargaan bergengsi The Third Place for Oral Presentation in the Systematic Review and Meta-Analysis Research Track.
Penelitian yang Menginspirasi: Obat Baru untuk Skizofrenia
Tim yang terdiri dari Kenoah Kovara, Josia Nathanael Wiradikarta, dan Thalita Nadira Izza Senen, mengusung penelitian bertajuk “Exploring the Potential of Xanomeline/Trospium Chloride for Schizophrenia Patients: A Systematic Review and Meta-analysis”. Penelitian ini berfokus pada kombinasi obat Xanomeline dan Trospium Chloride (KarXT) sebagai alternatif pengobatan skizofrenia yang lebih efektif dan aman.
Latar Belakang Penelitian
Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang memengaruhi pola pikir, persepsi, dan respons emosional seseorang. Obat-obatan standar yang tersedia saat ini sering kali menimbulkan efek samping signifikan seperti peningkatan berat badan, gangguan metabolik, hingga masalah kardiovaskular. Melihat potensi mekanisme kerja KarXT yang berbeda, tim FKUI melakukan kajian mendalam untuk menguji efektivitasnya.
Keunggulan KarXT: Solusi Baru untuk Pasien Skizofrenia
Menurut hasil penelitian, KarXT bekerja dengan mekanisme unik:
- Xanomeline sebagai agonis reseptor M1/M4 muskarinik, terbukti mampu mengurangi gejala psikotik seperti delusi dan halusinasi.
- Trospium Chloride bertindak sebagai agen pengurang efek samping antikolinergik, sehingga mengoptimalkan manfaat klinis tanpa risiko efek samping berat.
“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa KarXT dapat memperbaiki gejala positif, negatif, dan kognitif skizofrenia tanpa efek samping signifikan seperti obat-obatan generasi pertama dan kedua,” ujar Thalita.
Tantangan Kompetisi Internasional
Meski membawa pulang penghargaan, perjalanan tim FKUI tidak mudah. Salah satu tantangan terbesar adalah menjawab pertanyaan kritis dari juri yang sering kali berada di luar dugaan. “Untuk itu, pemahaman mendalam mengenai penelitian dan konteks penyakit menjadi kunci,” ungkap Josia.
Selain mendapatkan pengakuan, kompetisi ini juga menjadi wadah untuk memperluas jejaring dengan delegasi dari berbagai negara. “Kami berharap lebih banyak mahasiswa kedokteran Indonesia dapat berpartisipasi dalam ajang seperti ini,” tambah Kenoah.
Dampak dan Harapan ke Depan
Prestasi ini tidak hanya menjadi kebanggaan FKUI, tetapi juga menegaskan kemampuan mahasiswa Indonesia untuk bersaing di tingkat global. Penelitian KarXT membuka peluang baru bagi pengembangan pengobatan skizofrenia yang lebih efektif dan manusiawi.
Keberhasilan tim FKUI dalam ajang internasional ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi di bidang medis dari Indonesia mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia. Dengan pendekatan penelitian yang solid dan kolaboratif, mereka telah membuka jalan untuk pengobatan skizofrenia yang lebih baik di masa depan.
Semoga langkah ini menginspirasi lebih banyak mahasiswa untuk terus berinovasi dan menjadikan Indonesia sebagai pusat penelitian medis yang diakui dunia. Rifainstitute
Jangan Lupa Ikuti Kami di Google News