Rifainstitute – Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah membawa perubahan signifikan dalam sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Salah satu terobosan yang kini diadopsi oleh berbagai perguruan tinggi adalah pengakuan publikasi hasil riset sebagai tugas akhir mahasiswa. Kebijakan ini tidak hanya mempercepat proses kelulusan, tetapi juga meningkatkan kualitas penelitian mahasiswa, membuka peluang publikasi di jurnal bereputasi, dan memperkuat daya saing lulusan di dunia akademik serta industri.
Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menjadi salah satu pelopor dalam implementasi kebijakan ini, di mana mahasiswa yang berhasil menerbitkan hasil riset mereka di jurnal nasional terakreditasi Sinta 2 atau jurnal internasional yang terindeks Scopus dan WoS (Web of Science) dapat memperoleh rekognisi setara dengan tugas akhir. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian mahasiswa serta mempercepat akselerasi akademik mereka.
Keunggulan Publikasi Hasil Riset sebagai Tugas Akhir
Keputusan untuk mengakui publikasi sebagai tugas akhir memberikan berbagai manfaat bagi mahasiswa dan institusi pendidikan. Berikut adalah beberapa keunggulan utama dari kebijakan ini:
- Meningkatkan Produktivitas Akademik
Mahasiswa tidak hanya berfokus pada pembuatan skripsi atau tugas akhir berbasis laporan, tetapi juga diarahkan untuk menghasilkan penelitian yang memiliki nilai kontribusi ilmiah lebih luas. - Mempercepat Kelulusan
Dengan publikasi jurnal sebagai pengganti skripsi, mahasiswa yang aktif dalam penelitian dapat menyelesaikan studinya lebih cepat tanpa harus melalui prosedur tugas akhir konvensional yang sering kali memakan waktu. - Membangun Portofolio Akademik
Publikasi di jurnal bereputasi memberikan nilai tambah bagi mahasiswa, terutama bagi mereka yang berencana untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi atau berkarier di bidang penelitian dan akademik. - Meningkatkan Daya Saing Global
Dengan mendorong mahasiswa untuk menulis dan menerbitkan penelitian di jurnal terindeks internasional, universitas turut memperkuat reputasi akademiknya di tingkat global. - Memudahkan Integrasi dengan Dunia Industri
Publikasi yang relevan dengan kebutuhan industri dapat meningkatkan peluang mahasiswa untuk bekerja di sektor riset dan pengembangan (R&D) dalam berbagai bidang.
Implementasi dan Mekanisme Pengakuan Publikasi sebagai Tugas Akhir
Agar publikasi riset mahasiswa dapat diakui sebagai tugas akhir, beberapa mekanisme dan persyaratan harus dipenuhi:
- Kriteria Jurnal
Publikasi harus diterbitkan dalam jurnal nasional terakreditasi minimal Sinta 2 atau jurnal internasional yang terindeks di Scopus atau Web of Science (WoS). - Format Pengesahan Tugas Akhir
Mahasiswa tetap perlu menyusun laporan akademik sesuai format tugas akhir yang ditetapkan oleh universitas, termasuk lembar pengesahan dengan kode khusus untuk tugas akhir akademik. - Sidang Tugas Akhir Berbasis Publikasi
Mahasiswa yang artikelnya telah diterbitkan tetap menjalani sidang tugas akhir, tetapi dengan format berbeda. Sidang ini berfokus pada validasi publikasi dan relevansinya dengan bidang studi mahasiswa. - Dukungan dari Pembimbing
Dosen pembimbing memiliki peran krusial dalam memastikan bahwa artikel yang diajukan memenuhi standar akademik dan etika penelitian. - Sinkronisasi dengan Program MBKM
Mahasiswa yang mengikuti MBKM Riset secara otomatis diarahkan untuk mempublikasikan hasil riset mereka, sehingga kebijakan ini selaras dengan program akademik yang lebih luas.
Dampak Kebijakan ini bagi Universitas dan Mahasiswa
1. Peningkatan Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi
Universitas yang mengadopsi kebijakan ini dapat meningkatkan Indikator Kinerja Utama (IKU), terutama dalam aspek publikasi ilmiah dan kerja sama internasional. Dengan lebih banyak mahasiswa yang berhasil menerbitkan risetnya, kampus akan memperoleh reputasi lebih tinggi dalam dunia akademik.
2. Percepatan Inovasi dan Kontribusi Penelitian
Dunia akademik dituntut untuk terus berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan mengarahkan mahasiswa ke ranah publikasi, perguruan tinggi dapat menghasilkan lebih banyak inovasi yang berdampak luas.
3. Tantangan dalam Implementasi
Meskipun kebijakan ini membawa banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang harus diatasi:
- Kualitas Riset: Tidak semua mahasiswa memiliki kemampuan meneliti yang cukup kuat, sehingga perlu dukungan pembimbing yang lebih intensif.
- Proses Publikasi yang Lama: Jurnal bereputasi memiliki proses peer-review yang ketat, sehingga mahasiswa perlu merencanakan risetnya dengan baik agar tidak menghambat kelulusan.
- Biaya Publikasi: Beberapa jurnal mengenakan biaya publikasi yang cukup tinggi, sehingga perguruan tinggi perlu menyediakan skema bantuan atau subsidi bagi mahasiswa.
Studi Kasus: Sukses Implementasi Publikasi sebagai Tugas Akhir di UNESA
Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menjadi contoh sukses dalam menerapkan kebijakan ini. Mahasiswa Maharani Dyah, dari Program Studi S-1 Pendidikan Kimia, berhasil lulus dengan mempublikasikan artikelnya di Jurnal Biodjati (terakreditasi Sinta 2) dan jurnal internasional Thalassas: An International Journal of Marine Sciences (terindeks Scopus Q3). Dengan bimbingan Dwi Anggorowati Rahayu dan Dian Novita, penelitian yang dilakukan Maharani dapat memenuhi standar akademik yang tinggi dan diakui sebagai tugas akhir.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki kompetensi dalam riset dapat menyelesaikan studi lebih cepat tanpa harus melalui mekanisme skripsi konvensional. Selain itu, dosen dan penguji yang terlibat juga mendukung implementasi kebijakan ini agar tetap menjaga kualitas akademik.
Masa Depan Pendidikan Tinggi dengan Model Tugas Akhir Berbasis Publikasi
Pengakuan publikasi hasil riset sebagai tugas akhir adalah langkah strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan kebijakan ini, mahasiswa didorong untuk menghasilkan karya akademik yang lebih berkualitas dan berdampak luas. Meski ada tantangan dalam implementasinya, manfaat yang diperoleh jauh lebih besar, baik bagi mahasiswa, universitas, maupun perkembangan ilmu pengetahuan secara keseluruhan.
Jika lebih banyak perguruan tinggi di Indonesia mengadopsi sistem ini, kita bisa melihat peningkatan produktivitas akademik, daya saing global, dan reputasi universitas di tingkat internasional. Dengan demikian, pendidikan tinggi Indonesia semakin siap menghadapi tantangan masa depan dan berkontribusi dalam dunia akademik yang lebih luas. Rifainstitute
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News dan Grup Whatsapp