Universitas Muhammadiyah Surakarta lewat DRPPS jalanin kerja sama sama Bapperida Sukoharjo. Hasilnya, muncul Jurnal Sukowaskita, semacam tempat buat nyimpen tulisan penelitian dan ide-ide pengembangan daerah. Acara rilisnya di Hotel Brothers Solo Baru, rame ada dosen, pejabat, sampe OPD juga datang.
Prof Kun Harismah ngomong kalau jurnal ini bisa bikin hasil penelitian jadi lebih gampang nyebar. Dia percaya Sukoharjo punya banyak potensi. Kalau ditulis dan diterbitkan, orang di luar daerah bisa tahu juga, bahkan sampai luar negeri. Jurnal ini juga jadi contoh kalau kampus sama pemerintah bisa bareng-bareng ngebangun riset.
Kepala Bapperida, Pak Rudiyanto bilang, publikasi itu penting banget. Dari situ pemimpin bisa dapet bahan buat ambil keputusan. Katanya hasil penelitian gak boleh berhenti di meja aja, tapi harus dipakai. Dia ngajak OPD buat rajin masukin tulisan ke Jurnal Sukowaskita, biar manfaatnya balik ke masyarakat dan daerahnya makin maju.
Dr Masduki, dosen UMS, bilang penelitian sama publikasi itu kayak dua sisi koin. Kalau riset cuma ditulis terus disimpan, sama aja kayak gak pernah dilakukan. Dia nyebut, “Research not shared is research not done.” Jadi intinya, riset mesti dibagi, biar peneliti lain bisa ngembangin, masyarakat bisa pake, pemerintah pun bisa jadikan dasar kebijakan.
Jurnal Sukowaskita punya banyak dampak, misalnya:
- Kebijakan lebih tepat karena ada data nyata.
- Nama Sukoharjo bisa dikenal lebih luas.
- Ada kerja sama antara kampus, pemerintah, masyarakat.
- Riset makin biasa dan OPD jadi lebih aktif.
Jurnal Sukowaskita bikin riset gak cuma jadi tulisan, tapi jadi alat buat bangun Sukoharjo. UMS, Bapperida, sama OPD kerja bareng biar ilmu yang ada beneran nyampe ke masyarakat. Harapannya, jurnal ini bisa jalan terus dan bikin manfaat nyata buat pembangunan daerah.





Leave a Comment